Search This Blog

Wednesday, April 28, 2010

Suhu Tepat, BBM Hemat !

Pada suatu pertemuan klub mobil, seorang teman dengan bangga memperlihatkan  jarum temperatur mobilnya yang menunjukkan  posisiseperempat, sementara pada umumnya untuk mobil yang sama seharusnya menunjukkan posisi setengah. Ia menganggap sistem pendinggin mesin pada mobilnyabekerja dengan baik dan akan lebih baik dan akan bebas dari masalah overheat. Sementara itu ada juga teman yang baru saja mencabut thermostat dari mesin mobilnya karena takut masalah overheat terulang lagi.

Mesin mobil bekerja bekerja secara otomatis pada suhu yang cukup tinggi (sekitar 93 Celcius), Jika mesin bekerja pada suhu yang rendah akan membuat komponen mesin cepat mengalami kerusakan, detonasi, membuat polusi dan boros bahan bakar. Untuk itu hal terpenting yang dilakukan semua produsen mobil adalah membuat pengatur suhu agar mesin segera mencapai suhu kerjanya dan menjaganya agar tetap konstan (stabil)

Selain suhu kerja mesin yang ideal, untuk terjadinya proses pembakaran yang sempurna diperlukan campuran bensin dan udara yang tepat. Komposisi campuran bensin dan udara sering disebut Air-Fuel Ratio (AFR), Idealnya AFR bernilai 14,7 artinya campuran tersebut terdiri dari satu butir bensin berbanding dengan 14,7 butir udara yang disebut dengan istiah Stoichiometry.

Mesin yang masih mengunakan kaburator, proses pengaturan AFR dilakukan melalui Choke maupun Choke otomatis yang mengunakan vacuum solenoid dan temperature vacuum valve. Pada mesin injeksi, pengaturan AFR dilakukan oleh ECU (Engine Control  Unit - komputer pengatur mesin ) berdasarkan referensi sensor suhu air di blok mesin (Coolant Temperature Sensor) untuk kemudian ECU mengatur putaran mesin dan debit bensin yang disemprotkan injektor.

Thermostat sebagai pengatur suhu.
Mesin mobil yang mengunakan sistem pendinggin air mengunakan thermostat sebagai pengatur suhu. Thermostat berfungsi sebagai kutub / keran aliran air dari mesin ke radiator . Pada saat masih dinggin, thermostat menutup sehinnga air akan berputar-putar di blok mesin dan membuat suhu kerja ideal tercapai.
Pada suhu kerja tercapai, maka thermostat membuka sehingga air mulai dialirkan ke radiator untuk didingginkan agar suhu mesin tidak melebihi suhu kerjanya, ketika suhu mulai terlalu dinggin, thermostat kembali menutup begitu seterusnys sehingga membuat suhu menjadi stabil.

Thermostat sebagai kambing hitam.
Sering terdengar kasus overheating yang diakibatkan oleh sistem pendinggin, atau kasus mesin dalam kondisi panas.
Dari kasus-kasus tersebut tidak sedikit bengkel yang menyarankan untuk mencabut thermostat karena dianggap sebagai biang keladinya. Ada pula bengkel yang menyarankan agar menganti dengan thermostat bersuhu kerja lebih rendah dari standarnya dengan alasan iklim indonesia yang cukup panas (tropis)
Mencabut thermostat adalah tindakan yang salah, karena mesin akan cukup lama mencapai suhu kerjanya, bahkan tidak pernah mencapai suhu kerja yang ideal. Suhu mesin pun menjadi tidak stabil, ketika sedang menuruni bukit atau kecepatan tinggi suhu mesin akan sangat dinggin. Menganti thermostat bersuhu kerja lebih rendah dari yang disarankan pabrik juga membuat mesin bekerja di bawah suhu kerja ideal. Solusi cermati suhu kerja mesin.

Apabila kita mengunakan mobil bekas atau yang sudah tua, coba untuk mencermati suhu kerja mesin mobil kita. Lihat jarum petunjuk temperatur pada panel instrumen. Coba juga sempatkan bertanya ke bengkel resmi atau ikut serta mailing list maupun klub mobil sejenis untuk menanyakan pada posisi manakah suhu mesin kita dalam kondisi normal.

____
sumber : saft7.com

No comments:

Post a Comment